Kucing, Felis silvestris catus,
adalah sejenis karnivora. Kata
"kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah
dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa,
harimau, dan macan.
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM,
dari kerangka kucing di Pulau Siprus.[4]
Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan
kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan
terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi
sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed),
seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di
tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh
kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing
liar atau kucing kampung.
Karakteristik
Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing ini
dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies,kucing besar biasanya kurang dari 100.
Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing tidak begitu berbahaya bagi manusia.
Satu-satunya bahaya yang dapat timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi rabies akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku
kucing yang sangat perih dan menyakitkan. Kucing dapat berakibat fatal bagi
suatu ekosistem yang bukan tempat tinggal
alaminya. Pada beberapa kasus, kucing berperan atau menyebabkan kepunahan.
Kucing menyergap dan melumpuhkan mangsa dengan cara yang mirip dengan singa
dan harimau, menggigit leher mangsa dengan gigi
taring yang tajam sehingga melukai saraf tulang belakang atau menyebabkan mangsa
kehabisan napas dengan merusak tenggorokan.
Kucing
kampung memangsa seekor tikus rumah (Rattus rattus diardii).
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang
sempurna" dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar
dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja
efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat
pada famili Canidae atau anjing, tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing.
Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak makan
apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai
suplemen jika ada sementara kucing hanya memakan daging, biasanya buruan segar.
Dalam penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan dengan diet vegetarian
karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam amino yang mereka
butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan; berbeda dengan anjing peliharaan, yang
sering diberi makan produk campuran daging dan sayuran dan kadang dapat
beradaptasi dengan diet vegetarian secara total.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri,
kucing biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak
menyerang dalam kelompok seperti singa. Setiap kucing
memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah
terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu
terdapat daerah "netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi
atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar daerah netral
ini, penguasa daerah biasa akan mengejar kucing asing, diawali dengan menatap,
mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya
akan terjadi perkelahian singkat.
Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh
dan melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya
terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang kadang
disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat perkelahian jarang terjadi
karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah mengalami beberapa luka di
wajah. Jantan yang aktif biasanya sering terlibat banyak perkelahian sepanjang
hidupnya. Hal ini tampak pada berbagai luka di bagian wajah,
seperti hidung atau telinga. Kucing betina kadang juga terlibat perkelahian
untuk melindungi anak-anaknya bahkan kucing steril pun akan mempertahankan
daerah kecilnya dengan gigih.
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing
liar yang merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim
gurun. Kucing senang dengan suasana hangat
dan sering tidur di bawah hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering
dan kucing lebih suka menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung,
tidak bergerak cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap
untuk "pounce". Di Afrika Utara
masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang
kucing peliharaan saat ini.
Karena memiliki kekerabatan yang dekat dengan binatang
gurun, ketahanan kucing terhadap panas dan dinginnya iklim daerah subtropis
agak terbatas. Kucing tidak tahan terhadap kabut,
hujan, dan salju,
meskipun ada beberapa jenis seperti Norwegian Forest Cat dan Maine
Coon yang mampu bertahan; dan berusaha mempertahankan suhu tubuh normalnya,
yaitu 39°C, dalam keadaan basah.
Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air,
kecuali jenis Turkish Van.
Empat ekor
anak kucing sedang disusui induknya.
Masa kehamilan atau gestasi
pada kucing berkisar 63 hari. Anak kucing terlahir buta dan tuli. Mata mereka
baru terbuka pada usia 8-10 hari. Anak kucing akan disapih oleh induknya pada
usia 6-7 minggu dan kematangan seksual dicapai pada umur 10-15 bulan. Kucing
dapat mengandung 4 janin sekaligus karena rahimnya memiliki bentuk yang khusus
dengan 4 bagian yang berbeda.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga
7 kilogram dan jarang melebihi 10 kg. Bila
diberi makan berlebihan, kucing dapat mencapai berat badan 23 kg. Tapi kondisi
ini amat tidak sehat bagi kucing dan harus dihindari. Dalam penangkaran, kucing
dapat hidup selama 15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 36
tahun. Kucing peliharaan yang tidak diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan
dapat hidup lebih lama (mengurangi risiko perkelahian dan kecelakaan). Kucing
liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya hidup selama 2 tahun atau
bahkan kurang dari itu.
Kucing peliharaan yang tinggal di dalam rumah harus
diberi kotak kotoran yang berisi pasir atau bahan khusus yang dijual di toko
hewan peliharaan. Perlu juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk
mencakar. Hal ini penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini untuk
menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap tajam dan
terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan menyebabkan kucing
banyak merusak perabotan.
Sering kali kucing menunjukkan perilaku memilih
makanan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki organ pembau khusus di
langit-langit mulutnya yang disebut sebagai organ vomeronasal atau organ
Jacobson. Ketika organ ini terstimulasi oleh suatu jenis makanan tertentu,
kucing akan menolak makanan selain makanan itu.
Mata kucing.
Perhatikan membrana nictitans berupa selaput putih di sudut dalam ruang
mata.
Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang.
Mereka memiliki Selaput pelangi
atau iris membentuk celah pada mata
yang akan menyempit. Meskipun demikian, penyempitan ini juga mengurangi bidang pandang
kucing. Suatu organ yang disebut tapetum lucidum digunakan dalam
lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah yang menyebabkan warna-warni
mata kucing ketika difoto dengan menggunakan blitz. Seperti kebanyakan
predator, kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan
mengurangi besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik
yang lemah.
Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat,
kucing akan menggunakan "kumis" atau misainya (vibrissae)
untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat indera tambahan. Misai dapat
mendeteksi perubahan angin yang amat kecil, membuat kucing dapat mengetahui
adanya benda-benda di sekitarnya tanpa melihat.
Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana
niktitans. Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang
dapat menutupi mata dan nampak ketika mata kucing terbuka. Membran ini menutup
sebagian ketika kucing sedang sakit. Kadang kucing yang amat mengantuk atau
gembira juga memperlihatkan membran ini.
Suara kucing sering ditulis "meong" dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris yang
digunakan di Amerika,
suara kucing ditulis "meow". Di negara Inggris sendiri, penulisannya adalah
"miaow", "miaow" dalam bahasa Perancis, "miau" dalam bahasa Jerman, "nya" dalam bahasa Jepang dan berbagai penulisan lain
dalam berbagai bahasa. Suara "meong" kucing memiliki berbagai arti
tergantung pengucapannya oleh si kucing. Kucing juga dapat mengeluarkan suara
seperti dengkuran panjang yang sering disukai manusia. Karena suara ini bukan
merupakan suara vokal, maka kucing dapat mengeluarkan suara dengkuran dan
mengeong pada saat yang sama.
Umumnya semua daun telinga kucing tegak. Tidak seperti
pada anjing, kucing dengan telinga terlipat amat jarang ditemukan. Jenis Scottish
Fold adalah salah satu jenis kucing dengan mutasi genetik yang langka ini.
Ketika marah atau takut, daun telinga kucing jenis ini akan tertekuk ke
belakang sementara si kucing mengeluarkan suara menggeram atau mendesis. Ketika
mendengarkan suatu suara, daun telinga kucing akan bergerak ke arah sumber
suara; daun telinga kucing dapat mengarah ke depan, ke samping, bahkan seolah
menoleh ke belakang.
Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering
merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang
kuat, tapi dapat memicu alergi pada manusia.
Kadang kala kucing memuntahkan hairball atau gulungan rambut yang
terkumpul di dalam perut mereka.
Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering
ketimbang hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam per hari,
dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapi tidak jarang dijumpai kucing yang
tidur selama 20 jam dalam satu hari.(WIKI)